Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.
Bahkan Nabi Muhammad saw bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Setiap anak adam pasti banyak berbuat salah,dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bangak bertaubat
(HR.Timidz.Ibnu Majah)
Hadist ini menunjukkan bahwa dosa adalah bagian dari kelemahan manusia namun allah memberikan jalan keluar yang penuh kasih sayang yaitu taubat
Allah berfirman:
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحا”
Wahai orang orang yang beriman bertaubatlah kepada allah dengan taubat yang sebenar benar nya.
Juga allah taala berfirman di dalam alquran bahwa allah mencintai orang” yang bertaubat:
“إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين”
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.”
Di ceritakan
Ada satu kisah tengtang taubat nya Seorang hamba yang mengundang Rahmat Allah.
وَقَدْ قِيلَ: إنَّ مُوسَى - عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ - اسْتَسْقَى لِقَوْمِهِ فَلَمْ يُسْقُوا فَقَالَ: يَا رَبِّ بِأَيِّ شَيْءٍ مَنَعْتَنَا الْغَيْثَ, فَقَالَ: يَا مُوسَى إنَّ فِيكُمْ رَجُلًا عَاصِيًا قَدْ بَارَزَنِي أَرْبَعِينَ سَنَةً. فَطَلَعَ مُوسَى عَلَى تَلٍّ عَالٍ وَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ: أَيُّهَا الْعَاصِي قَدْ مُنِعْنَا الْغَيْثَ بِسَبَبِك فَاخْرُجْ، فَنَظَرَ الْعَاصِي يَمِينًا وَشِمَالًا فَلَمْ يَرَ أَحَدًا خَرَجَ فَعَلِمَ أَنَّهُ الْمَطْلُوبُ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: إنْ خَرَجْت افْتَضَحْت وَإِنْ قَعَدْت مُنِعُوا مِنْ أَجْلِي، إلَهِي قَدْ تُبْت إلَيْك فَاقْبَلْنِي، فَأَرْسَلَ اللَّهُ إلَيْهِمْ الْغَيْثَ وَسُقُوا حَتَّى رَوُوا. فَتَعَجَّبَ مُوسَى فَقَالَ: يَا رَبِّ سَقَيْتَنَا وَلَمْ يَخْرُجْ أَحَدٌ مِنْ بَيْنِنَا؟ فَقَالَ: يَا مُوسَى الَّذِي مَنَعْتُكُمْ بِهِ قَدْ تَابَ إلَيَّ وَرَجَعَ. فَقَالَ: يَا رَبِّ دُلَّنِي عَلَيْهِ، فَقَالَ: يَا مُوسَى أَنْهَاكُمْ عَنْ النَّمِيمَةِ وَأَكُونُ نَمَّامًا ,اهـ ذَكَرَهُ الْبِرْمَاوِيُّ.
Disebutkan bahwa Nabi Musa Alaihis shalatu wasallam pernah memohon hujan untuk kaumnya, tetapi tidak turun hujan. Maka Nabi Musa berkata, "Ya Rabb, apa yang menyebabkan Engkau menahan hujan dari kami?" Allah menjawab: "Wahai Musa, di antara kalian ada seorang lelaki yang telah terang- terangan bermaksiat kepada-Ku selama 40 tahun."
Kemudian Nabi Musa naik ke tempat yang tinggi dan berseru dengan suara lantang, "Wahai orang yang bermaksiat, karena dosamu hujan tertahan dari kami! Keluarlah!" Maka orang yang bermaksiat itu menoleh ke kanan dan ke kiri, tetapi tidak ada seorang pun yang keluar. la pun sadar bahwa dirinya yang dimaksud. Dalam hati ia berkata, "Jika aku keluar, aku akan dipermalukan. Jika aku tetap diam, mereka semua tidak akan mendapatkan hujan sebab diriku. Wahai Tuhanku, aku bertaubat kepada-Mu. Terimalah taubatku."
Setelah itu, Allah menurunkan hujan yang membasahi mereka hingga mereka merasa puas. Nabi Musa pun merasa heran dan berkata, "Ya Rabb, Engkau menurunkan hujan kepada kami, padahal tidak ada seorang pun yang keluar."
Allah berfirman, "Wahai Musa, orang yang karena dosanya Aku menahan hujan telah bertaubat dan kembali kepada-Ku." Nabi Musa berkata, "Ya Rabb, tunjukkanlah kepadaku orang itu."
Allah berfirman, “Wahai Musa, Aku melarang kalian dari perbuatan menggunjing (namimah), bagaimana mungkin Aku sendiri menjadi penggunjing.
Refleksi:
Dari kisah ini kita belajar bahwa taubat yang tulus dapat mengundang rahmat Allah, bahkan mampu mengubah murka menjadi kasih sayang. Maka janganlah kita menunda taubat, karena Allah Maha Menerima taubat hamba-Nya kapan saja.”
Hasyiyah Bujairimi Juz 2 Hal 240
0 Komentar