Iddah Wanita yang tidak Menstruasi



 Sepasang suami istri telah menjalani hidup bersama lebih kurang selama tiga puluh tahun. akan tetapi, istrinya tidak pernah terjadi menstruasi kemudian suami mentalak istri tersebut.


Pertanyaan :

  1. Bagaimana wanita itu menjalani proses iddah?. 
  2. Apabila wanita itu telah melahirkan dan bernifas lalu ditalak oleh suaminya. berapa lama si istri menjalani iddah?


Jawaban :

1. Seorang istri yang telah sampai usia pernikahannya selama lima belas tahun atau tiga puluh tahun maupun lebih dari itu dan istrinya tersebut tidak pernah terjadi menstruasi sama sekali, maka iddahnya itu tiga bulan tanpa perselisihan ulama(konsensus). Para ulama berdalil dengan surat al-Thalaq ayat 4, yang berbunyi :
وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْن

Artinya :Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi(manopause) diantara istri-istrimu jika kamu ragu-ragu tentang iddahnya maka iddahnya tiga bulan dan begitu pula perempuan- prempuan yang tidak berhaid. 

Beranjak dari sini, maka iddah wanita tidak menstruasi lamanya tiga bulan, ini telah terjadi konsensus(Ijmak).

2. Apabila wanita tersebut telah melahirkan dan melihat nifas atau tidak melihat nifas maka iddahnya selama tiga bulan pula. Melahirkan dan nifas tidak mengeliminasi(mengeluarkan) wanita itu dari yang tidak berhaid.



Reff:

1. Fatawa nawawi hal 207-208 (maktabah syamila)

- مسألة: إِذا كانت امرأة مزوَّجة، وقد بلغت ثلاثينَ سنةًونحوها، ولم تحضْ قط، فطُلقتْ، فكيف تعتد؟ وإِن كانت ولدت ونفست، ثم طلقت فكم عدتها؟ وهل فيه خلاف؟.

الجواب: إِذا بلغت خمسَ عَشَرَةَ سنةً، أو ثلاثين سنةً، أو أكثَر، ولم تحض قط فعدتها من الطلاق بثلاثة أشهر بلا خلاف، أجمع العلماء عليه، واستدلوا بقوله تعالى: ﴿وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ﴾ أي فعدتهن كذلك، وهذا التقدير مجمَعٌ عليه، فإن كانت هذه المذكورةُ قد ولدت، ورأت نفاسًا، أو لم تره فعدتها -أيضًا- بثلاثة أشهر للآية الكريمة، ولا تخرجها الولادة والنفاس عن كونها من اللائي لم يحضن، هذا هو الصحيح عند أصحابنا، وقال بعضهم: حكمها حكم من انقطع حيضها بلا سبب، والصواب: الأول.


Posting Komentar

0 Komentar