Waktu adalah
anugerah Allah yang sangat berharga. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
sering kali tidak menyadari nilai waktu hingga ia hilang. Terlebih lagi, waktu
luang dan kesehatan merupakan dua nikmat besar yang kerap disia-siakan.
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan umatnya tentang hal ini
melalui hadis yang sahih. Namun, realitas kehidupan menunjukkan banyak orang
menghabiskan waktu untuk perkara yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu, kajian
tentang pentingnya mengelola waktu luang menjadi sangat relevan, khususnya di
era modern yang penuh dengan godaan kesia-siaan.
Hadis tentang
Nikmat Waktu Luang dan Kesehatan
Diriwayatkan
dari Ibn ʿAbbās raḍiyallāhu ʿanhumā, Rasulullah ﷺ
bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua
kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang”.
Hadis ini
menegaskan bahwa dua hal yang sering dianggap sepele justru merupakan aset
paling penting dalam kehidupan manusia. Kesempatan untuk berbuat baik hanya
dapat dijalankan dengan adanya kesehatan dan waktu luang.
Pandangan Ulama
tentang Bahaya Waktu Luang
Para ulama
memberi perhatian serius terhadap pengelolaan waktu. Dalam Mansyūr al-Ḥikam
disebutkan:
مِنَ الْفَرَاغِ
تَكُونُ الصَّبْوَةُ
“Dari waktu
luanglah muncul kenakalan.
Ungkapan ini
menunjukkan bahwa waktu yang kosong tanpa arah sering kali menjadi sebab
lahirnya perbuatan sia-sia, bahkan dosa.
Sebagian ahli
hikmah juga memberikan nasihat penting:
وقال بعض البلغاء:
مَنْ أَمْضَى يَوْمَهُ
فِي غَيْرِ حَقٍّ يُؤَدِّيهِ، أَوْ فَرْضٍ أداه، أَوْ مَحْمَدَةٍ يَكْسِبُهَا،
أَوْ حَمْدٍ يَحْصُلُهُ، أَوْ عِلْمٍ يَقْتَبِسُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ، فَقَدْ عَقَّ
يَوْمَهُ وَظَلَمَ نَفْسَهُ
“Barangsiapa
yang menghabiskan harinya tanpa ada hak yang ia tunaikan, atau kewajiban yang
ia kerjakan, atau pujian yang ia panjatkan kepada Allah, atau nikmat yang ia
syukuri, atau ilmu yang ia pelajari atau ia ajarkan, maka sungguh ia telah
menyia-nyiakan harinya dan menzalimi dirinya sendiri”.
Hal ini menunjukkan
bahwa setiap hari harus diisi dengan amal nyata, baik dalam bentuk ibadah,
syukur, maupun aktivitas yang bermanfaat.
Bahkan seorang
penyair mengingatkan dengan syairnya:
لَقَدْ أَهَاجَ
الْفَرَاغُ عَلَيْكَ شُغْلًا ... وَأَسْبَابُ الْبَلَاءِ مِنَ الْفَرَاغِ
“Sungguh
waktu luang telah menimpakan kepadamu berbagai kesibukan, dan sebab-sebab bala
(musibah) adalah dari waktu luang itu sendiri.
Di
era digital saat ini, tantangan menyia-nyiakan waktu semakin besar. Media
sosial, hiburan tanpa batas, dan budaya konsumtif membuat banyak orang terjebak
dalam aktivitas yang tidak produktif. Jika umat Islam tidak bijak dalam
mengelola waktunya, maka nikmat sehat dan waktu luang akan menjadi bumerang.
Karena itu, hadis Nabi dan hikmah para ulama harus dijadikan pedoman. Setiap
muslim hendaknya mengisi waktunya dengan amal ibadah, menuntut ilmu, bekerja
secara profesional, dan berbuat baik kepada sesama. Dengan demikian, waktu
luang benar-benar menjadi jalan menuju keberkahan, bukan penyebab penyesalan.
Hadis Nabi ﷺ tentang nikmat kesehatan dan waktu luang
memberikan peringatan agar umat Islam tidak tertipu oleh kelalaian. Para ulama
dan penyair menegaskan bahwa waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik
justru melahirkan kesia-siaan dan bala. Oleh karena itu, penting bagi setiap
muslim untuk memanfaatkan waktunya dengan amal saleh, ilmu, ibadah, dan syukur
kepada Allah. Semoga kita termasuk hamba yang mampu menjaga nikmat waktu dan
kesehatan dengan sebaik-baiknya.
Ref: al-Māwardī, Adab al-Dunyā wa al-Dīn (Beirut: Dār al-Fikr, 1995), h. 36.
0 Komentar