Peusijuk atau tepung tawar merupakan hal yang telah lumrah dilaksanakan oleh kaum muslimin, tetapi belakangan ini sebagian orang yang menganggap dirinya ahli agama memperdebatkan legalitas peusijuk dalam agama dan memvonis bahwa hal tersebut adalah bid`ah munkarah.
Dalil yang Membolehkan Peusijuk:
Pada saat Rasulullah menikahkan Siti Fatimah dengan Saidina Ali, Rasulullah mengambil air dan memercikkan kedada keduanya. Pada dasarnya dalam peusijuk yang Rasulullah lakukan adalah hanya memercikkan air sebagaimana dalam hadits, sedangkan peusijuk yang dilakukan pada masa ini telah terjadi sedikit penambahan seperti mencampuri air dengan garam, jeruk purut, dan meletakkan emas didalamnya, kemudian air tersebut dipercik menggunakan beberapa tanaman yang telah diikat menjadi satu yang biasanya terdiri dari daun peusijuk, naleung sambo, bibit pinang, dan beberapa jenis tanaman lainnya. Sebelumnya juga diawali dengan menabur beras dan padi pada objek yang dipeusijuk.
Semua ritual diatas dilakukan untuk tafa'ul atau mengharap kebaikan di masa yang akan datang. Melakukan sesuatu dalam konteks tafa'ul tidak dilarang dalam Islam, bahkan dalam bahasa yang digunakan sehari-hari juga banyak terjadi tafa'ul.
Salah satu contoh tafa'ul yang terjadi dalam bahasa Arab adalah penamaan tempat yang tidak berpenduduk yang biasanya berbahaya dengan nama mafazah yang secara bahasa berarti tempat keselamatan, hal tersebut dilakukan sebagai doa kebaikan agar orang yang berjalan ditempat tersebut memperoleh keselamatan serta terhindar dari bahaya.
Contoh lainnya adalah kata-kata mutalahimah (luka menganga yang merobek daging), sebenarnya arti dari kata mutalahimah adalah sedaging (rapat) namun dipakai kepada luka terbuka yang berlawanan dengan arti mutalahimah. Hal ini bertujuan sebagai harapan supaya luka tersebut cepat rapat dan lengket kembali.
Contoh tafa'ul dalam bahasa Aceh adalah kebiasaan orang Aceh adalah memanggil anaknya yang melakukan kesalahan dengan panggilan aneuk metuah (anak yang bertuah), lepah jroeh gata (baik sekali kamu) dan kata-kata positif yang lain, padahal jelas-jelas anak tersebut barusan melakukan kesalahan, tetapi malah dipangil dengan panggilan yang baik sebagai doa bagi anak tersebut supaya tidak melakukan kesalahan lagi.
- Daun Sijuk: Daun yang bersifat dingin dan aman ketika dimanfaatkan.
- Rumput Sambo: Mudah rizki dan kuat manfaatnya.
- Daun Pandan: Bagus barang yang dituju karena kewangiannya.
- Batang Talas: Tepat berkembang dan batangnya selalu bermanfaat.
- Tunas Pinang: Kuat dan lurus ketika dimanfaatkan.
- Bunga: Selalu wangi dan sangat disenangi.
- Inai: Kuat manfaat dari segi apapun.
- Emas: Barang yang sangat berharga.
- Beras dan Padi: Makanan pokok yang berkembang banyak dan selalu dimanfaatkan.
- Garam: Sesuatu yang menyedapkan dan memuaskan.
- Gula: Barang yang dituju agar mendapat kesenangan.
- Minyak Wangi: Selalu diagungkan.
- Kunyit: Cepat berkembang serta makmur.
- Limau Purut: Membawa kebahagiaan.
- Kemenyan: Disukai malaikat pembawa rahmat.
- Kapas: Beban yang berat jadi ringan.
- Tepung Tawar/Bedak: Semoga dihias dengan kebahagiaan.
- Air: Semoga selalu dalam hak Allah.
- Kaki Ayam: Giat mencari rizki yang halal.
- Hati Ayam: Agar terbolak-balik hati.
Selain itu biasanya ketika peusijuk ditempelkan sedikit nasi ketan, baik yang ditepung tawari itu harta atau manusia sendiri. Nasi pulut yang sifatnya lengket merupakan salah satu rizki yang Allah berikan. Menempelkan nasi tersebut sebagai tafa'ul untuk supaya datang rizki lainnya.
Jami` Al-Hawadis, Jalaluddin As-Sayuthi:
عن أنس بن مالك قال : جاء أبو بكر إلى النبى - صلى الله عليه وسلم - فقعد بين يديه
فقال : يا رسول الله قد علمت مناصحتى وقدمى فى الإسلام وإنى وإنى ، قال : وما ذاك قال : تزوجنى فاطمة فسكت عنه أو قال : أعرض عنه فرجع أبو بكر إلى عمر فقال : هلكت وأهلكت ، قال : وما ذاك قال : خطبت فاطمة إلى النبى - صلى الله عليه وسلم - فأعرض عنى ، قال : مكانك حتى آتى النبى - صلى الله عليه وسلم - فأطلب مثل الذى طلبت ، فأتى عمر النبى - صلى الله عليه وسلم - فقعد بين يديه فقال : يا رسول الله قد علمت مناصحتى وقدمى فى الإسلام وإنى وإنى ، قال : وما ذاك قال : تزوجنى فاطمة فأعرض عنه ، فرجع عمر إلى أبى بكر فقال : إنه ينتظر أمر الله فيها ، انطلق بنا إلى على حتى نأمره أن يطلب مثل الذى طلبنا ، قال على : فأتيانى وأنا أعالج فسيلا فقالا : ابنة عمك تخطب قال : فنبهانى لأمر ، فقمت أجر ردائى طرفا على عاتقى وطرفا أجره على الأرض حتى أتيت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فقعدت بين يديه فقلت : يا رسول الله قد عرفت قدمى فى الإسلام ومناصحتى وإنى وإنى ، قال : وما ذاك يا على قلت تزوجنى فاطمة قال : وعندك شىء قلت : فرسى وبدنى قال : أعنى درعى قال : أما فرسك فلا بد لك منها ، وأما درعك فبعها ، فبعتها بأربعمائة وثمانين فأتيته بها فوضعتها فى حجره ، فقبض منها قبضة فقال : يا بلال ابغنا بها طيبا ، وأمرهم أن يجزوها ، فجعل لهم سرير شرط بالشرط ووسادة من أدم حشوها ليف وملء البيت كثيبا يعنى رملا وقال لى : إذا أتتك فلا تحدث شيئا حتى آتيك ، فجاءت مع أم أيمن حتى قعدت فى جانب البيت وأنا فى جانب وجاء رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فقال : ههنا أخى فقالت أم أيمن أخوك أو أخوك وقد زوجته ابنتك قال : نعم ، فدخل فقال لفاطمة : ائتينى بماء . فقامت إلى قعب فى البيت فجعلت فيه ماء فأتت به ، فأخذه فمح فيه ثم قال لها : قومى ، فنضح بين ثدييها وعلى رأسها وقال : اللهم أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ، وقال لها : أدبرى ، فأدبرت فنضح بين كتفيها ثم قال : اللهم إنى أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ، ثم قال لعلى : ائتينى بماء ، فعلمت الذى يريد فقمت فملأت القعب ماء فأتيته به ، فأخذ منه بفيه ثم مجه فيه ثم صب على رأسى وبين ثديى ثم قال : اللهم إنى أعيذه بك وذريته من الشيطان الرجيم ، ثم قال : أدبر ، فأدبرت فصب بين كتفى وقال : اللهم إنى أعيذه بك وذريته من الشيطان الرجيم ، وقال لى : ادخل بأهلك باسم الله والبركة (جرير) كنز العمال وأخرجه أيضا ابن حبان
Referensi:
- Mu`jam Kabir Tabrani
- Jami` Al Hawadis
- Shawaiq Muhriqah hal 231 cet. Hakikat kitabevi.
- Tuhfatul Muhtaj 6 hal 373 cet. Dar Fikr
- Hasyiah Qalyuby `ala Mahally jilid 4 Hal 113 Cet. Dar Fikr
7 Komentar
kenapa tidak ada satu dalil yang dari Qur'an?
BalasHapussebelumnya kami ucapkan terimaksih atas kunjungan saudara.
BalasHapusadapun pertanyaan saudara , mengapa tidk ada dalil dari Ayat Al Quran dalam pembahasan diatas, maka sedikit kami uraikan bahwa hujjah/landasan hukum dalam agama islam ada 4; Al Quran, Al Hadits, qiyas, dan ijmak. ke 4 ini pada hakikatnya kembali kepada 2 yaitu Al Quran dan Al Hadits, dan kedua ini pada hakikatnya juga kembali pada satu yaitu Al Hadits, karena kita mengenal Al Quran melalui Rasulullah.
dalam pembahsan di atas, sudah disebutkan satu hadits Nabi, maka hal ini sudah memadai sebagai landasan hukum. adapun ayat Al Quran tidk secara terang menjelaskan hal ini secara partikulal, namun dlm Al Quran Allah mememrintahkan untuk mengikuti Rasulullah. dan hal ini telah ma`ruf diketahui oleh semua orang sehingga tdk perlu disebutkab lagi ayat yang memerintahkan untuk mengikuti Rasulullah.
was salam
bermanfaat sekali,,,, azin share tgk,,,,,,
BalasHapussangat bermanfaat... Terimakasih..
BalasHapusAssalaamu'alaikum wr. wb. Yml Tuanku Guru....mohon kiranya saya dicerahkan dgn hadits yg lengkap baik matan maupun sanadnya (dan terjemahannya) berkaitan dgn peusijuek ini. Sebagaimana disebutkan di atas Rasulullah SAW pernah memercikkan air ke seseorang sbg bentuk 'peusijuek'. Hal ini agar saya tidak salah sangka pada tuanku guru dan saudara saya yang lain yg melaksanakan peusijuek. Jazakallaah.
BalasHapushttps://www.google.co.id/amp/s/dayahdarulkhairat.wordpress.com/2011/11/20/secuil-dalil-tentang-peusijuk/amp/
BalasHapusAssalamualaikum, apakah dgn perbuatan tsb yaitu menbuang2 makanan (beras dan lainnya) TDK dikatakan tabzir Tengku? Kalau air okelah...
BalasHapus