Disunatkan menghidupkan dua malam hari raya (malam idul fitri dan malam idul adha)
Banyak hadits-hadits Rasulullah yang menganjurkan untuk menghidupkan kedua malam hari raya;Rasulullah SAW bersabda :
من أحيا ليلتي العيدين أحيا الله قلبه يوم تموت القلوب
Artinya; Siapa yang menghidupkan malam dua hari raya, akan Allah hidupkan hatinya pada hari mati segala hati (H.R. Ibnu Majah No. 1782)Ungkapan Rasulullah SAW “dihidupkan hati” merupakan kiasan dari keselamatan di hari akhirat di mana pada hari akhirat banyak hati yang binasa yang diungkapkan oleh Rasulullah dengan matinya hati.
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:
من أحيا الليالي الأربع وجبت له الجنة؛ ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة النحر، وليلة الفطر
Artinya; Siapa yang menghidupkan empat malam, niscaya wajib baginya mendapatkan syurga; yaitu malam tarwiyah, malam Arafah, malam nahar (hari raya idul Adha) dan malam hari raya idul fithri (H.R. Dailami no. 5937)
Imam al-Hifni mengatakan bahwa menghidupkan malam minimalnya adalah melaksanakan shalat Isya secara berjamaah dan bercita-cita shalat subuh juga secara berjamaah, tetapi yang dimaksudkan disni adalah menghidupkan sebagian besar malam dengan beribadah memperbanyak shalat atau berzikir untuk mendapatkan fadhilah tersebut (wajib surga baginya).
Khalifah ‘Umar bin Abdul Aziz pernah mengirim surat kepada pegawai beliau di Bashrah yang berisi:
عليك بأربع ليال من السنة فإن الله يفرغ فيهن الرحمة إفراغا أول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة الفطر وليلة الأضحى
Selain itu malam hari raya juga merupakan malam yang mustajabah doa. Imam Syafi'i juga meriwayatkan hadits Rasulullah :
بلغنا أنه كان يقال إن الدعاء يستجاب في خمس ليال في ليلة الجمعة وليلة الأضحى وليلة الفطر وأول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان
Amalan di Siang hari Raya
Imam al-Wana`i dalam risalahnya mengatakan “bahwa siapa saja yang beristighfar pada hari raya setelah shalat shubuh seratus kali, maka tidak akan tinggal dalam buku catatannya sedikitpun dari dosa kecuali akan dihapus dari buku catatannya dan di hari kiamat kelak ia akan aman dari azab Allah. dan barang siapa membaca :
سبحان الله وبحمده
sebanyak seratus kali dan dilanjutkan dengan menghadiahkan pahalanya kepada semua penghuni kubur, maka semua orang yang meninggal di akhirat kelak akan mendoakannya; Ya Rahim, kasihanilah hambamu ini, dan jadikan pahalanya sebagai surga baginya”. Dalam satu hadits yang lain Rasulullah bersabda:
زيّنوا العيدين بالتهليل والتقديس، والتحميد والتكبير
Artinya; hiasilah kedua hari raya dengan tahlil, menyucikan Allah, tahmid dan takbir (H.R. ad-Dailami no. 3332)Imam az-Zuhri berkata:
من قال في كل واحد من العيدين: لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يُحيي ويُميت، وهو حيّ لا يموت، بيده الخير وهو على كل شيء قدير (أربعمائة مرة) قبل صلاة العيد زوّجه الله تعالى أربعمائة حوراء، وكأنما أعتق أربعمائة رقبة، ووكل الله تعالى به الملائكة يبنون له المدائن، ويغرسون له الأشجار إلى يوم القيامة
Siapa yang berkata pada setiap malam kedua hari raya;
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يُحيي ويُميت، وهو حيّ لا يموت، بيده الخير وهو على كل شيء قدير
sebanyak seratus kali sebelum shalat hari raya, niscaya akan Allah nikahkannya dengan empat ratus bidadari dan seolah-olah ia telah memerdekakan empat ratus budak dan akan Allah wakilkan baginya para malaikat yang akan membangun baginya kota-kota dan menanamkan pohon-pohon hingga hari kiamat.Imam az-Zuhri berkata: tidak pernah saya meninggalkan mengamalkannya semenjak saya mendengarnya dari Saidina Anas bin Malik. Beliau berkata; tidak pernah saya meninggalkannya semenjak mendengarnya dari Rasulullah SAW.
Mengucapkan Selamat Hari Raya (Tahniah)
Salah satu amalan baik yang dianjurkan dalam hari raya adalah tahniah (mengucap selamat) hari raya. Imam al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani pernah ditanyakan tentang landasan hukum tahniah ini. Jawaban tersebut beliau tuangkan dalam sebuah risalah singkat tentang tahniah pada hari raya dan hari lainnya. Kitab tersebut bisa di download di SINI.Kesimpulan dari jawaban Ibnu Hajar adalah hukum tahniah hari raya adalah sunat dan memang merupakan satu hal yang dianjurkan oleh syara’. Hal ini berdasarkan beberapa hadits Rasulullah SAW tentang anjuran mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum bagi sesama. Walaupun hadits-hadits ini dhaif namun al-Hafidh Ibnu Hajar mengatakan bahwa kumpulan hadits-hadits tersebut masih bisa dijadikan sebagai hujjah dalam hal-hal ini (fadhilah a’mal).
al-Hafidh Ibnu Hajar juga menjelaskan bahwa kesunnahan tahniah juga masuk dalam keumuman perintah sujud syukur dan sebagaimana kisah taubatnya Ka’ab bin Malik, salah satu shahabat Rasulullah SAW yang diceritakan dalam shahihain. Ketika mendengar berita dari Rasulullah SAW bahwa taubat Ka’ab telah Allah terima, shahabat Rasulullah, Thalhah bin Ubaidillah langsung berdiri dan mengucapkan selamat.
Kami segenap pengurus Lajnah Bahtsul Masail LBM Mesjid Raya, Samalanga, Bireun, Aceh, mengucapkan ;
0 Komentar