Hukum Air Dua Qullah yang Terkena Najis


Salah satu pembahasan pada masalah air adalah kadar. Kadar air dapat mempengaruhi status kesucian air tersebut. Air yang mencapai kadar dua qullah (216 liter) di kategorikan sebagai air yang tidak akan bernajis ketika terkena najis. Namun, hal tersebut tidak berlaku secara mutlaq. Artinya, air yang mencapai dua qullah bisa saja bernajis bila sifat air tersebut berubah, seperti warna, bau dan rasa. Dan perubahan tersebut bukan hanya perubahan yang bersifat konkrit (bisa di tangkap oleh panca indera), tetapi juga perubahan yang bersifat abstrak. Misalnya, air dua qullah yang dituangkan ke dalamnya urine yang banyak tetapi urine tersebut tidak lagi berwarna, berasa dan berbau.

Pada contoh kasus di atas, jika seandainya urine tersebut tetap pada sifat aslinya, yaitu berwarna, berbau dan berasa, dan ia dapat merubah sifat-sifat air dua qullah tersebut, maka air dua qullah tersebut di anggap bernajis. Dan jika urine tidak dapat merubah air dua qullah tersebut, maka air dua qullah tersebut tidaklah bernajis.

Referensi:
1. Al-hawy kabir, juz. 1, hal. 325 (dar kutub al-‘ilmiyyah)

وَلِلنَّجَاسَةِ إِذَا وَقَعَتْ فِي الْمَاءِ حَالَانِ. حَالٌ تُغَيِّرُ أَحَدَ أَوْصَافِ الْمَاءِ مِنْ لَوْنٍ أَوْ طَعْمٍ أَوْ رَائِحَةٍ، فَيَصِيرُ الْمَاءُ بِهَا نَجِسًا، قَلِيلًا كَانَ أَوْ كَثِيرًا وَهُوَ إِجْمَاعٌ

Artinya: dan untuk penentuan najisnya air, apabila terkena najis ada dua keadaan. Pertama, najis yang dapat merubah salah satu sifat air, seperti warna, rasa atau bau. Maka jadilah air tersebut bernajis, baik air tersebut sedikit atau banyak (mencapai dua qullah). Hal ini berdasarkan ijma’.

2. I’anatut thalibin, juz.1, hal. 42 (dar fikr)

فإن تغير به تنجس، ولا فرق في التغير بين أن يكون حسيا أو تقديريا، بأن وقع في الماء نجس يوافقه في صفاته - كالبول المنقطع الرائحة واللون والطعم - فيقدر مخالفا أشد، الطعم طعم الخل واللون لون الحبر والريح ريح المسك. فلو كان الواقع قدر رطل من البول المذكور مثلا، نقدر ونقول: لو كان الواقع قدر رطل من الخل هل يغير طعم الماء أو لا؟ فإن قالوا: يغيره حكمنا بنجاسته

Artinya: maka jika berubahlah (sifat) air dengan sebabnya (najis), maka air tersebut bernajis. Dan tidak ada perbedaan pada masalah perubahan, apakah perubahan tersebut konkrit (bisa dicapai oleh panca indera), atau abstrak. Misalnya terkena najis yang sifatnya sama dengan sifat air, seperti urin yang tidak lagi berwarna, berasa da berbau. Maka dibuat sebuah pengandaian dengan mengandaikan rasanya dengan rasa cuka, warnanya dengan warna tinta, dan baunya dengan bau miski. Maka jika urin yang tertuang ke dalam air sebanyak satu rithal, maka kita andaikan jika cuka tumpah kedalam air sebanyak satu rithal apakah dapat mengubah rasa air? Jika iya, maka air tersebut bernajis.

Demikianlah hukum air dua qullah yang terkena najis. Semoga bermanfaat. Wallahua'lam.

Post a Comment

2 Comments

  1. Assamualaikum tgk,,Misalkan Air sebanyak 219 Liter itu sudah termasuk air dalam 2 Qullah,artinya air tersebut bisa di gunakan intuk bersuci,jd bagaimana misalkan air sebanyak dalam tampungan kita gunakan untuk mandi Junub,setelah kita ambil dari air yg pertama untuk niat,dan seterus nya sampai kita meratakan air keseluruh tubuh,pertanyaan sy jika air tersebut tidak lg sebnyak 219 liter apakah masih bisa di gunakan untuk bersuci?dan airmdalam tampungan tersebut tidak Musta:mal,hanya kadar nya sudah kurang dari 219 liter, Terima kasih Tengku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa`alaikum salam
      Terima kasih atas kunjungan bapak ketempat kami.
      Sebelumnya kami mohon maaf karena ada kesalahan penulisan tentang kadar dua qullah dalam postingan di atas, sebelumnya tertulis 219 liter, yg benar adalah 216 sebagaimana yang telah kami perbaiki dan sesuai dengan postingan dahulu Kadar Air Dua Qullah
      Perbedaan Air yang tidak sampai dua qullah

      Delete