Namun pada kesempatan kali ini, kami dari Tim Lajnah Bahsul Masail (LBM) pesantren MUDI MESRA Samalanga akan sedikit menjelaskan tentang isi kandungan Hadis Arbain Nawawi ke 38 terutama yang berkaitan dengan penjelasan Maksud dari kalimat didalam hadis tersebut bahwa bila seseorang sudah benar-benar taat kepada Allah Maka Allah akan selalu menjaga hamba tersebut yaitu Lidah hamba tersebut adalah lidah Allah (maksudnya Allah jaga lidahnya), Pendengarannya adalah pendengaran Allah dan Allah akan menjadi penglihatannya, maksud kata-kata inilah yang akan kami jelaskan berikut Ini.
Hadis Arbain Nawawi ke 38
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ : إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى الْمُزَكِّى إِمْلاَءً حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلاَلٍ أَخْبَرَنِى شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى نَمِرٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ بَارَزَنِى بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بَهَا وَلَئِنْ سَأَلَنِى عَبْدِى أَعْطَيْتُهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ ». رَوَاهُ الْبُخَارِىّ
Diambilkan dari Abi Hurairah ra : Berkata rasulullah saw sesunnguhnya Allah berfirman : siapa saja yang memusushi waliku, maka aku izinkan untuk memerangi orang tersebut, dan hal yang mendekatkan hambaku terhadapku adalah sesuatu yang aku paling cintai dari perbuatan-perbuatan yang aku fardhukan kepada hambaku, dan hambaku akan selalu dekat kepadaku dengan perbuatan-perbuatan sunat hingga aku mencintainya. Sehingga apabila aku mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakan hambaku untuk mendengar, dan aku adalah penglihatannya yang digukan hambaku untuk melihat, dan aku adalah tangannya yang digunakan hambaku untuk menangkap, dan aku adalah kakinya yang digunakan hambaku untuk berjalan, dan apabla hambaku meminta kepadaku sungguh aku akan memberinya dan apabila memohon perlidungan kepadaku maka aku akan melindunginya. (HR. Bukhari).
Penjelasan Hadis
Makna عادى (memerangi) adalah اهان (menghina), sedangkan makna آذنته (aku izinkan untuk memeranginya) bukan dimaknai dengan memerangi secara hakikat, tetapi kata-kata sindiran sebagai suatu bentuk ancaman (انذار ) bagi palakunya (pencaci Waliyullah). Ini adalah hadis qudsi, maksudnya barang siapa yang berbuat taat kepada Allah maka Allah akan menjaganya dengan penjagaan dan pertolongan-Nya, ia akan menjadi wali dari wali-wali Allah.Makna lafaz wali dalam hadis ini adalah:
- Orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan berbuat taat,
- Menjauhkan dari perbutan maksiat,
- Banyak mengerjakan sunat,
- Hatinya tidak mengingat sedekitpun yang selain Allah karena tenggelam dalam nur Allah,
- Apasaja yang ia lihat adalah dalil Qudrah Allah,
- Tidak mendengar sesuatu kecuali ayat-ayat Allah,
- Gerakannya hanya dalam keta’tan kepada Allah
كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بَهَا
"Aku adalah pendengarannya yang digunakan hambaku untuk mendengar, dan aku adalah penglihatannya yang digukan hambaku untuk melihat, dan aku adalah tangannya yang digunakan hambaku untuk menangkap, dan aku adalah kakinya yang digunakan hambaku untuk berjalan"
Maksud dari potongan hadis ini adalah orang-orang yang mengerjakan amar makruf nahi mungkar (taat kepada-Nya), Allah akan menjaga apa saja yang didengarnya, dilihat, dikerjakan dan kelakuannya, daripada segala maksiat, sehingga apa yang dia dengar tidak terlepas daripada zikir Allah, kitab-kitab Allah dan apa yang dia lihat ialah daripada keajaiban keajaiban Allah, dan ini adalah suatu bentuk kiasan dari pertolongan Allah terhadap hamba-hamba yang mendekatkan diri kepada Allah.
Kesimpulan hadist Hadis Arbain Nawawi ke 38.
Perbuatan yang paling dicintai oleh Allah ta’ala adalah stiap perbuatan hamba yang mendekatkan dirinya kepada Allah ta’ala, apakah itu perbuatan Fardhu ataupun perbuatan sunat, namun perbuatan fardhu punya nilai kesempurnaan (nilai lebih) disisi Allah ta’ala, karena perbuatab fardhu adalah pondasi bagi perbuatan sunat. Ketika manusia ini sudah dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, maka setiap langkah dan perbuatan manusia tersebut akan selalu berada di dalam perlindungan Allah.penjelasan dari kitab jami'ul ulum wal hikam ibnu rajab:
فمتى امتلأ القلب بعظمة الله تعالى ، محا ذلك من القلب كل ما سواه ، ولم يبق للعبد شيء من نفسه وهواه ، ولا إرادة إلا لما يريده منه مولاه ، فحينئذ لا ينطق العبد إلا بذكره ، ولا يتحرك إلا بأمره ، فإن نطق نطق بالله ، وإن سمع سمع به ، وإن نظر نظر به ، وإن بطش بطش به ، فهذا هو المراد بقوله : كنت سمعه الذي يسمع به ، وبصره الذي يبصر به ، ويده التي يبطش بها ، ورجله التي يمشي بها ومن أشار إلى غير هذا فإنما يشير إلى الإلحاد من الحلول ، أو الاتحاد ، والله ورسوله بريئان منه .
"Ketika hati telah terpenuhi dengan keagungan Allah ta'ala maka leburlah semua selain Allah yg ada dihati dan tiada yg masih tetap sedikitpun dari hawa dan nafsunya hamba, tiada kehendak kecuali apa yg dikehendaki oleh Allah . maka saat itu seorang hamba tidak lah berbicara kecuali dengan dzikir kpd Allah, tidaklah bergerak kecuali dengan perintah Allah, jika berkata2 maka berkata2 dengan Allah, jika mendengar maka mendengar degan Allah, jika melihat maka melihat dengan Allah dan jika memukul maka memukul dengan karena Allah, inilah yg dimaksud dengan, "Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan" barang siapa yg mempunyai isyarat makna yg lain dari ini maka dia telah berisyarat kepada ilhad/ keluar agama islam yaitu paham hulul / Allah masuk ke manusia atau paham ittihad / Allah bersatu dengan manusia. Allah dan Rasulnya terbebas dari kedua paham tersebut."
Wallahu A'lam Bisshawab.
REFERENSI KITAB FATHUL MUBIN, Halaman 636-647 (Cetakan DKI)
3 Komentar
apakah orang yang byak ibadah dijamin masuk surga..?
BalasHapusdan apakah orang yang berbuat dosa dan maksiat akan msuk neraka?
Surga dan neraka hanya Allah yang tau siapa yang akan dimasukkan secara pasti. Namun Allah telah memmberikan tanda-tanda kepada kita umat manusia, bahwa salah satu tanda penghuni surga adalah ia taat kepada di dunia ini..
HapusWallahu A'lam
Hanya hamba yang DIRIDHOINYA.
HapusSiapakah hambaNYA itu?
Pemilik JIWA YANG TENANG.