Mungkin masih ada diantara kita yang belum tahu ataupun masih ragu dalam memutuskan status kalimat تعالی. Pada kesempatan kali ini Lbm.mudimesra.com ingin berbagi sedikit ilmu tentang kalimat تعالی. Keraguan ini terjadi dikalangan pelajar disebabkan Kalimat تعالی ini ada yang mengatakan fi'il dan ada juga yang mengatakan isim fi'il.
Pertanyaan:
Pendapat manakah yang lebih relevan menurut konteks kitab Nahwu dan Sharaf ?
Jawaban:
Kalimat تعالی adalah fi'il, yakni fi'il madhi, bukan isim fi'il. Alasannya, kalimat تعالی menerima tanda fi'il madhi, yaitu ta fa'il yang berharkat atau dalam bahasa lain ta dhamir bariz muttashil. Adapun isim fi'il tidak menerima tanda fi'il, karena definisi daripada isim fi'il adalah:
اسم يقوم مقام الفعل فی المعنی والزمان والعمل ولکنه لا يَقبل علامةَ الفعل الذی يقوم مقامَه و لا يتأثر بالعوامل
Isim yang bertempat pada tempat fi'il, baik dari segi makna, zaman dan amalannya, namun tidak menerima tanda fi'il yang ditempatinya dan tidak berubah dengan masuk 'amil.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan dua hal:
1. تعالی adalah fi'il, yakni fi'il madhi, karena kalimat تعالی menerima tanda fi'il madhi, yaitu ta fi'il yang berharkat. Contoh تبارکت ربنا و تعاليت Sebagaimana halnya نعم dan بئس merupakan fi'il madhi karena menerima tanda fi'il madhi, yaitu ta taknis. Contohnya : نِعمت
2. Pendapat yang mengatakan تعالی isim fi'il bukan fi'il dengan alasan berzaman sedangkan isim tidak, pendapat tersebut keliru. hal ini dikarenakan :
a. baik fi'il ataupun isim fi'il tetap memiliki zaman meskipun adanya zaman pada fi'il dan isim fi'il berbeda. Adanya zaman pada fi'il adalah secaraوَضعًا , sedangkan pada isim fi'il bukan secara وَضعًا
b. Bertashrif, yakni di atas wazan تَفَاعَلَ-يَتَفَاعَل. Adapun isim fi'il tidak ada satu pun yang bertashrif. Bukti kalimat تعالی bertasrif (mempunyai tasrif) Qunut تبارکت ربنا و تعاليت Syarkawi 'ala Hud Hudi يتعالی الله Asmaul Husna المتعالی . Namun perlu di garis bawahi bahwa, meskipun kalimat تعالی adalah fi'il , bukan berarti تعالی yang dinisbatkan kepada Allah terjadi pada zaman madhi sedangkan pada zaman yang lain tidak, karena berdasarkan qaedah:
الفعل اذا أضيف الی الله تعالی تجرد عن الزمان و صار معناه الدوام
Fi'il bila disandarkan kepada Allah tidak lagi berzamanzaman sehingga maknanya menjadi kekal
- Referensi: Nahwu Al-Wafi Jilid 1 Hal 47
- Referensi: Kitab Kafrawi dan Nahwu Al-Wafi Jilid 1
3 Komentar
اسلام عليكم
BalasHapusقال تعالى
Kiban ta ikrab tgk
Tanda isim pada kalimat isim fi'il itu apa ustadz ?
BalasHapusTolong buat penjelasan dalam bentuk video
BalasHapus