3 Potensi Dasar Manusia, Simak Kalau Ingin Dekat Dengan Allah



Dalam proses berkembangnya populasi manusia diatas permukaan bumi ini, manusia selalu melakukan aktivitasnya masing masing, adakala aktivitas tersebut baik dimata mereka ataupun tidak dan  dari celah celah aktivitas dan kehidupan mereka. Allah juga memberikan kepada mereka  cobaan dan nikmat yang tak terhingga, tapi alangkah sayang, kebanyakan dari manusia hanya fokus terhadap nikmat dan lupa terhadap cobaan Allah bahkan mengeluh dan marah saat mendapatkan cobaan dari Allah. Dan hal yang paling berbahaya adalah mereka salah dalam mendefinisikan makna nikmat, karena kebanyakan dari mereka mendefinisikan makna nikmat dengan material atau simpelnya uang. Karena bagi mereka kesenangan Atau kenikmatan dunia hanya bisa diperoleh dengan uang. Oleh karna demikian, mereka akan mengerahkan segala kemampuan untuk mendapatkannya, sehingga mereka tidak takut untuk melakukan apa saja demi mendapatkan hal tersebut, baik itu menipu, membunuh dan lain sebagainya.

Pertanyaannya! Apa landasan manusia sehingga rela melakukan kemungkaran diatas permukaan bumi ini?

Tersebut dalam kitab hasyiah shawiy 'ala tafsir jalalain hal 29 cet: darul kutub 'ilmiah

فان في الانسان ثلاثة اشياء : قوة شهوتية، وقوة غضبية، وقوة عقلية فبالاولين يحصل النقص، وبالاخرة يحصل الكمال والفضل، وقد نظر الملاءكة لاولين ولم ينظروا للثالثة

Disaat Allah menciptakan manusia, Allah menetapkan 3 potensi (قوة) dalam diri manusia:

1. Potensi amarah (قوة غضبية )

2. Potensi syahwat/nafsu (قوة شهوتية)

3. Potensi akal (قوة عقلية)

Dari 3 potensi tersebut, 2 yang pertama akan membawa kita  kepada kekurangan karena lalai terhadap perintah Allah sehingga berani bermaksiat kepada Allah, sedangkan yang ke 3 akan membawa kita kepada kesempurnaan dan kemuliaan karena segala sesuatu yang diberikan oleh Allah baik itu cobaan atau nikmat kita selalu mengunakan akal untuk menghadapinya, yaitu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah  dan bersabar  atas  cobaan yang diberikannya.

Alhasil. Walaupun kita semua telah mengetahui bahwa segala kegiatan dan perbuatan yang telah kita lakukan merupakan pergerakan dari Allah, namun kita yang ber’itiqad Ahlussunnah waljamaah mempunyai iktiyar untuk itu semua.


Semoga bermanfaat 

Post a Comment

0 Comments