Fenomena Gerhana Bulan Total Lintasi Langit Serambi Mekkah, Simak Penjelasannya !


Matahari merupakan pusat tata surya yang secara umum dapat dimanfaatkan umat manusia untuk mengungkap tabir dibalik kemahakuasaan Allah SWT. Dengan perjalanan semu harian Matahari atau lebih dikenal dengan gerak semu Matahari yang terbit dari Timur dan terbenam di Barat adalah sebuah dialog keharmonisan dan keteraturan pergerakan orbit benda-benda langit termasuk Matahari, Bulan dan Bumi. Hal ini mengindikasikan umat manusia untuk dinamis melakukan aktifitasnya baik dalam kehidupan sosial maupun dalam siklus peribadatan. Eksistensi peredaran gerak semu Matahari memberikan arti terpenting secara umum bagi seluruh manusia di dunia, khususnya bagi para pelajar dan penggiat ilmu falak karena Matahari dapat menjadi salah satu objek kajian ilmiah dalam pelaksanaan ibadah terkait dengan arah dan waktu. Seperti halnya penentuan awal waktu shalat, penentuan arah kiblat dan fenomena gerhana Bulan atau Matahari tidak akan terlepas dari peredaran gerak semu Matahari yang menjadi bukti kekuasaan Allah SWT.

Fenomena alam terkait dengan benda-benda langit akan menjadi objek yang menarik dipelajari secara kritis secara historitas peradaban umat manusia. Di tahun 2022, ada empat gerhana yang akan terjadi, tiga diantaranya sudah terjadi yakni:

1. Gerhana Matahari Sebagian yang terjadi pada tanggal 30 April 2022 dengan status tidak teramati dari wilayah negara Indonesia.

2. Gerhana Bulan Total yang terjadi pada tanggal 16 Mei 2022 dengan status tidak teramati dari wilayah negara Indonesia.

3. Gerhana Matahari Sebagian yang terjadi pada tanggal 25 Oktober 2022 dengan status tidak teramati dari wilayah Indonesia.

Di akhir tahun 2022 tepatnya pada hari selasa tanggal 8 November akan terjadi fenomena alam yaitu Gerhana Bulan Total. Gerhana Bulan (lunar eclipse) terjadi melalui proses dari dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi dan Bulan. Peristiwa gerhana Bulan hanya terjadi pada saat fase bulan purnama dan sudah diprediksikan sebelumnya dengan melakukan hisab gerhana bulan. Maka akibat dari terjadinya gerhana Bulan tersebut cahaya Matahari yang menuju ke Bulan terhalang oleh bumi. Peristiwa ini mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya yang dipantulkan dari Matahari. Fenomena gerhana Bulan hanya bisa terjadi pada tengah Bulan di mana pada waktu itu, posisi Bulan sedang menghadap Matahari (Istiqbal).

Dilihat dari penampakannya dari permukaan Bumi, gerhana Bulan bisa dibagi dua. Pertama adalah gerhana Bulan total (umbral atau total lunar eclipse). Gerhana Bulan total terjadi apabila posisi Bulan, Bumi dan Matahari berada pada satu garis lurus sehingga seluruh piringan Bulan berada di dalam bayangan inti (umbra) Bumi. Gerhana Bulan total pada tanggal 8 November termasuk dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam seri saros 136 (1680 - 2960) yang memiliki durasi 1 jam, 24 menit, 58 detik dengan durasi umbral (sebagian + total) 3 jam, 39 menit, 50 detik dan lebar Gerhana Bulan Total 1,3589 kali diameter Bulan serta jarak pusat umbra ke pusat bulan 0,2570 kali diameter Bulan

Gerhana Bulan total akan mengalami empat kali kontak, yaitu:

1. Kontak pertama adalah ketika piringan Bulan mulai menyentuh masuk bayangan inti Bumi. Posisi ini adalah waktu mulai gerhana.

2. Kontak kedua adalah ketika seluruh piringan Bulan sudah memasuki bayangan inti Bumi. Posisi ini adalah waktu mulai total.

3. Kontak ketiga adalah ketika piringan Bulan mulai menyentuh untuk keluar dari bayangan inti Bumi. Posisi ini adalah waktu akhir total. Jangka waktu maksimal antara kontak kedua dengan kontak ketiga adalah 1 jam 47 menit.

4. Kontak keempat adalah ketika seluruh piringan Bulan sudah keluar dari bayangan inti Bumi. Posisi ini adalah waktu gerhana berakhir.

Kedua gerhana Bulan sebagian (penumbral atau partial lunar eclipse). Gerhana Bulan sebagian terjadi apabila posisi Bulan, Bumi dan Matahari tidak pada satu garis lurus sehingga hanya sebagian piringan Bulan saja yang memasuki banyangn inti Bumi. Gerhana bulan sebagian hanya mengalami dua kali kontak, yaitu:

1. Kontak pertama adalah ketika pringan bulan mulai menyentuh masuk bayangan inti Bumi. Posisi ini adalah waktu mulai gerhana.

2. Kontak kedua adalah ketika seluruh piringan Bulan sudah keluar dari bayangan init Bumi. Posisi ini adalah waktu gerhana berakhir.

Dengan terjadinya fenomena Gerhana Bulan Total pada tanggal 8 November maka terhadap umat muslim dianjurkan (sunnah) untuk melaksanakan Shalat gerhana bulan (صلاة خسوف القمر). Untuk tata cara pelaksanaan shalat gerhana bulan dapat diakses website resmi Lajnah Bahtsul Masail MUDI Mesjid Raya Samalanga, Aceh di link: https://lbm.mudimesra.com/2016/03/tata-cara-pelaksanaan-shalat-gerhana.html



Dalam fenomena gerhana Bulan total di tahun 2022, di Indonesia ada beberapa observatorium yang melakukan pengamatan, diantaranya:

1. Observatorium Tgk. Chiek Kuta Karang, Lhoknga Aceh.

2. Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe Aceh.

3. Observatorium Ilmu Falak UMSU SUMUT.

4. Observatorium Astronomi ITERA Lampung.

5. Planetrarium & Observatorium Jakarta

6. IMAHNOONG Lembaga dan Observatorium Bosscha.

7. Observatorium UAD Jogjakarta.

8. Jogja Astro Club & Griya Antariksa Jogja

9. Assalam Observatory Surakarta.

10. Observatorium Yanbu’ul Qu’ran Kudus.

11. Watoe Dhakan Observatory Ponorogo.

12. Observatorium Astronomi Sunan Ampel Surabaya.

13. Komunitas Arya Wiraraja Astronomi Lumajang.

14. Observatorium Jokotole IAIN Madura

15. Ikatan Pecinta langit Malam Lintas Kalimantan.

16. PUDIASTRO IKIP Muhammadiyah Maumere.

17. Tim Observer Observatorium Bosscha.



Post a Comment

1 Comments