Kedudukan Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan Imam Ramli dalam Mazhab Syafii

Tuhfatul Muhtaj
Syaikhul Islam Imam Ibnu Hajar al-Haitami (909-974 H) dan Imam Syamsuddin Muhammad Ramli (919-1004 H) yang di kenal dengan gelar syafii shaghir (Imam Syafii Kecil), merupakan dua ulama mutaakhirin dalam mazhab Syafii yang menjadi rujukan utama para ulama semasa dan sesudah keduanya sampai sekarang. Para ulama sepakat bahwa hukum yang di sepakati oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan Imam Ramli merupakan hukum yang paling kuat. Namun para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang lebih di dahulukan bila terjadi perbedaan pendapat antara Imam Ibnu Hajar al-Haitami dengan Imam Ramli.

Ulama Negri Hadharamaut, Syam, Akrad, Daghistan, dan kebanyakan ulama Yaman dan beberapa negri lainnya lebih mendahulukan Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Sedangkan ulama Negri Mesir atau mayoritas ulama Mesir dan sebagian ulama Yaman lebih mendahulukan pendapat Imam Ramli bahkan masyhur berita bahwa para ulama Mesir telah berjanji tidak akan berfatwa dengan menyalahi pendapat Imam Ramli. Dalam beberapa hal yang berbeda pendapat dengan Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Imam Ramli mengikuti pendapat bapak beliau, Imam Syihabuddin Ramli.

Imam Sya`rani ketika menceritakan riwayat Imam Syihabuddin Ramli menerangkan “Allah ta`ala menjadikan para fuqaha` tetap pada pendapat beliau (Syihab Ramli) baik di timur dan barat, di Mesir, Syam dan Hijaz, mereka tidak menyalahi pendapat Imam Syihab Ramli".
Imam Sulaiman Kurdi menyebutkan “kemungkinan hal ini terjadi sebelum muncul Imam Ibnu Hajar al-Haitami, manakala muncul Imam Ibnu Hajar al-Haitami, para ulama Nengri Syam dan Hijaz tidak menyalahi pendapat Imam Ibnu Hajar”.

Namun ada juga beberapa ulama Mesir yang lebih mendahulukan Imam Ibnu Hajar, bahkan Syeikh Ali Syabramalisi, ulama Mesir yang memberi hasyiah pada kitab Nihayah Muhtaj karangan Imam Ramli, pada mulanya lebih menekuni kitab Tuhfah Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Hingga pada satu malam beliau bermimpi bertemu dengan Imam Ramli, beliau berkata “hidupkanlah kalamku ya Ali, Allah akan menghidupkan hatimu” maka semenjak saat itu Imam Ali Syibramalisi menekuni kitab Nihayah Muhtaj sehingga beliau menulis hasyiah atas kitab Nihayah Muhtaj yang terkenal sampai saat ini. Imam Qalyubi yang juga ulama Mesir (yang memberi hasyiah terhadap kitab Syarh al-Mahalli `ala Minhaj Thalibin) pada beberapa tempat juga lebih mengunggulkan pendapat Imam Ibnu Hajar al-Haitami.

Sedangkan ulama Haramain (Makkah dan Madinah) pada mulanya lebih mengunggulkan pendapat Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Kemudian datanglah para ulama Negri Mesir ke Haramain. Mereka menerangkan dan mentaqrirkan pendapat mu`tamad imam Ramli dalam majlis pengajaran mereka sehingga mu`tamad Imam Ramli juga masyhur di Makkah dan Madinah, hingga akhirnya para ulama yang menguasai dan memahami kedua pendapat Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan Imam Ramli menerima keduanya tanpa mengunggulkan salah satunya.

Kesepakatan Imam Ibnu Hajar dan Imam Ramli memiliki kedudukan yang kuat dalam Mazhab Syafii, bahkan syeikh Sa`id Sunbul al-Makki mengatakan “tidak boleh bagi seorang mufti berfatwa dengan pendapat yang menyalahi pendapat Imam Ibnu Hajar dan Imam Ramli terutama kitab Tuhfah dan Nihayah walaupun sesuai dengan pendapat keduanya dalam kitab yang lain". Beliau mengatakan “sebagian para ulama dari daerah Zamazimah telah memeriksa kalam kitab Tuhfah dan Nihayah, maka beliau mendapati kedua kitab tersebut merupakan sandaran dan pilihan mazhab Syafii”. Pernyataan Syeikh Sai`d Sunbul ini juga di ikuti oleh Syeikh Muhammad Shalih al-Muntafiqy.

Secara umum pada masalah-masalah yang terjadi perbedaan pendapat antara Imam Ibnu Hajar al-Haitami dengan Imam Ramli, pendapat Imam Ramli lebih ringan dari pada pendapat mu`tamad Imam Ibnu Hajar. Beberapa ulama melakukan pengkajian khusus tentang perbedaan antara Imam Ibnu Hajar al-Haitami dengan Imam Ramli dan membukukannya dalam kitab khusus, antara lain kitab Busyra Karim karangan Syikh Sa’id Muhammad Ba’ashan, Itsmidul ainaian fi ba'dh ikhtilaf asy-Syaikhaini karangan karangan Syeikh 'Ali Bashiri yang di cetak bersamaan dengan kitab Bughyatul Mustarsyidin karangan Sayyid Ba'alawi al-Hadhrami, kitab Fathul ‘Ali bi Jam’i Bi Jam’i Khilaf Baina Ibn Hajar wa Ramli karangan Syeikh Umar bin Habib Ahmad Bafaraj Ba’alawi.
Ibnu Hajar, selain dengan kitab Tuhfahnya juga di kenal karena banyak meninggalkan kitab-kitab karangan yang lain dalam berbagai jenis ilmu.

Beberapa kitab Ibnu Hajar dalam ilmu fiqh adalah :
  1. Tuhfatul Muhtaj Syarah Minhaj
  2. al-Imdad Syarah al-Irsyad
  3. Fathul Jawad Syarah al-Irsyad (3 jilid)
  4. Ittihaf ahli al-Islam bi Khushushiyat ash-Shiyam
  5. al-I’lam bi Qawathi’ al-Islam
  6. Idhah al-Ahkam lima Ya`khuzuhu al-‘Ummal wa al-Hukam
  7. al-`i’ab Syarah al-Ubab
  8. Hasyiah ‘ala Idhah Manasik Imam Nawawi
  9. Syarah Mukhtashar ar-Raudh
  10. Syarah Mukhtashar Abi Hasan al-Bakri
  11. Syarah Muqaddimah Bafadhal yang kemudian di beri hasyiah oleh ulama Nusantara, Syeikh Mahfudh Termasi
  12. Kaff ar-Ri`a` `an Muharramati al-Lahwi was Sima`
  13. Fatawa Kubra Fiqhiyah, sebuah kitab kumpulan fatwa-fatwa beliau. Dalam kitab fatwa tersebut banyak kitab-kitab risalah Ibnu Hajar yang merupakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang datang kepada beliau.

Dari kitab-kitab Imam Ibnu Hajar al-Haitami tersebut, yang lebih di dahulukan adalah Kitab Tuhfah Muhtaj `ala Minhaj Thalibin kemudian kitab al-Imdad, selanjutnya Syarh Bafadhal kemudian kitab Fatawa beliau, kemudian kitab Syarah al-Ubab.

Di Indonesia, ilmu fiqh kedua imam ini berkembang dengan baik. Kitab fiqh yang banyak membawa pandangan Imam Ibnu Hajar al-Haitami yang di ajarkan di pesantren di Indonesia antara lain, Fathul Mu’in yang merupakan karangan murid Ibnu Hajar al-Haitami, Syeikh Zainuddin al-Malibari, Hasyiah Qalyubi 'ala Syarah al-Mahalli. Sedangkan kitab fiqh yang banyak membawa pendapat Imam Ramli yang di ajarkan di pesantran antara lain kitab Hasyiah al-Bajuri karangan Syeikh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiah Syarqawi ‘ala Syarah Tahrir karangan Syeikh Abdullah Syarqawi, Kitab Hasyiah Bujairimi karangan Syeikh Sulaiman al-Bujairimi. Sedangkan Hasyiah I'anatuth Thalibin karangan Sayyid bakri Syatha lebih sering membawa pendapat kedua Imam ini ketika terjadi perbedaan di antara keduanya tanpa menguatkan salah satunya.
Imam Ibnu Hajar al-Haitami mengarang kitab Tuhfatul Muhtaj
Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah kepada kita untuk selalu mengikuti jejak-jejak para ulama aswaja. Amiin.

Referensi:

Fawaid Madaniyah, Syeikh Sulaiman Kurdi , Dar Nur Shabah th 2011
Ibnu Hajar al-Haitami, Abdul Mu’izz Abdul Hamid, Kairo th 1981
dll

Post a Comment

4 Comments

  1. Terima ksh atas konfrmsinya, mdh"n barokah.

    ReplyDelete
  2. izin copy beberapa artikel dan gambar yang ada di blog antum untuk di jadikan referensi untuk buat buku insya Allah. Jazakallahu.

    ReplyDelete
  3. Sebagai tambahan, kitab besar berbahasa melayu, yang merangkum pendapat dari kitab-kitab di atas (di antaranya Tuhfah, Nihayah, Syarah Ubab, Syarah Bafadhal, Mughni, dll), adalah kitab fikih Karya Ulama Banjar Kalimantan Selatan. Yaitu Kitab SABILAL MUHTADIN oleh Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Kitab tersebut, ditulis dengan huruf arab melayu, dan masih diajarkan di pesantren dan majelis-majelis ilmu di tanah Banjar hingga sekarang. Terutama di kota Martapura.

    ReplyDelete