Salah satu fitnah yang gencar dilancarkan oleh kaum wahabi salafi adalah tuduhan mereka kepada golongan Asya'irah sebagai golongan sesat. Di Saudi, pernyataan bahwa Asya'irah termasuk golongan sesat mereka tulis dalam buku-buku anak-anak dasar. Dalam website-website mereka, golongan Asya'irah juga dimasukkan dalam golongan sesat, sehingga banyak website donwload kitab mereka menyediakan menu khusus download kitab radd 'ala Asya'irah (bantahan terhadap golongan Asya'irah) sama dengan kaum syiah dan kaum sesat lainnya.
Para ulama Ahlussunnah tidak tinggal diam melihat fitnah meraka. Semenjak kemunculan wahabi salafi, para ulama bahu membahu menolak mereka. Ada yang mengarang kitab penolak syubhat mereka dan ada juga yang membentengi masyarakat dan murid-muridnya dari kesesatan wahabi dengan menanamkan kebencian kepada golongan sesat ini.
Syeikh DR. Hasan Hitu, salah satu ulama asal Suriah yang banyak mendirikan lembaga pendidikan didunia (termasuk di Indonesia, STAI Imam Syafii di Cianjur) juga ambil bagian dalam membela Ahlussunnah Asya'irah, dalam kata-kata sambutan beliau terhadap kitab Ahlussunnah Asya'irah Syahadah Ummah wa Adillatuhum karangan Hamd Sinan dan Fauzi al-'Anjari, mengatakan bahwa pertanyaan "Apakah Asya'irah Ahlussunnah?" adalah pertanyaan yang paling aneuh. Berikut terjemahan kata pengantar beliau.
Sesungguhnya pertanyaan yang paling aneh yang pernah ditujukan kepadaku selama hidupku adalah “apakah golongan Asy’ariyah termasuk dalam golongan ahlussunnah wal jamaah ?.
Sungguh pertanyaan ini membuatku tercengang dalam waktu yang lama, karena aku dapati pertanyaan ini kosong dari makna ilmiyah yang benar dan juga menunjuki dangkal dan bodohnya penanya tentang pengetahuan dan sejarah aqidah Islam.
Hal ini dikarenakan sesungguhnya apa yang diketahui oleh setiap orang yang mencium bau ilmu dalam sepanjang masa adalah sesungguhnya golongan Asy’ariyah merupakan ahlussunnah wal jamaah, dan apabila disebutkan kalimat “ahlussunnah wal jamaah” dalam berbagai jenis kitab-kitab ilmiyah maka yang dimaksudkan adalah mazhab Asya’irah.
Kaum Asya’irahlah yang disebutkan perbedaan pendapat mereka dengan mu’tazilah, atau golongan Islam yang lain dalam kitab-kitab aqidah (tauhid), fiqh, usul fiqh, tafsir, dan hadist bahkan hingga dalam kitab loghat (bahasa) dan kitab-kitab yang membahas perbedaan aqidah didalamnya.
Hal ini karena Asya’irah adalah golongan yang berdiri dihadapan mu’tazilah secara terang-terangan, dengan merendahkan pendapat mereka, membongkar syubhat-syubhat mereka dan mengembalikan kebenaran pada sumbernya yaitu jalan dan metode ulama-ulama terdahulu umat ini.
Imam Abu Hasan al-Asy’ari tidak membentuk mazhab baru dalam bidang aqidah Islam yang berbeda dengan para ulama terdahulu, tetapi ia hanya mendapat petunjuk dari Allah untuk memeluk mazhab Ahlussunnah wal Jamaah setelah melalui empat puluh tahun dalam hidupnya dalam mazhab mu’tazilah. Selama berada dikalangan mereka, beliau mengetahui hakikat mazhab mereka, dan menguasai berbagai macam ilmu metode mereka dalam berdebat, berbantah dan berpikir dan hal lainnya yang memungkinkan beliau untuk menolak pendapat mereka dan mengungkapkan syubhat mereka.
Kemudian golongan Ahlussunnah menemukan beliau sebagai barang hilang yang telah lama mereka cari maka kemudian Ahlussunnah mengikuti beliau dan berjalan atas metode beliau, karena Ahlussunnah melihat beliau punya kemampuan untuk mengalahkan lawan dan menolong Ahlussunnah dan mengokohkan mazhab Ahlussunnah.
Sedangkan aqidah yang dianut oleh Iman Asy’ari adalah juga aqidah yang dianut oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Abi Hanifah serta sahabat beliau, yaitu aqidah salafussalih sebagaimana telah diterangkan oleh imam-imam ahli ilmu yang berjalan dalam aqidah ini sepanjang masa.
Oleh karena itu, seharusnya pertanyaan yang benar: siapa saja yang masuk dalam Ahlussunnah wal Jamaah bersama Asya’irah?
Dan jawabannya adalah: masuk bersama Asya’irah (dalam Ahlussunnah) semua golongan yang sejalan dengan metode mereka dan menempuh jalur mereka, walaupun terjadi sedikit perbedaan pada sebagian masalah diantara mereka.
Maka Maturidiyyah juga Ahlussunnah, dan Atsariyun juga Ahlussunnah, tetapi yang muncul dan tampil sebagai Ahlussunnah dalam berbagai kitab-kitab ilmu adalah golongan Asya’irah dan karena itulah kalimat “Ahlussunnah” jika sebutkan, umumnya akan tertuju pada golongan Asya’irah. Apalagi mayoritas Ahlussunnah adalah dari golongan Asya’irah. Penganut Mazhab Maliki seluruhnya adalah Asya’irah, penganut Mazhab Syafii seluruhnya adalah Asya’irah, seluruh penganut Mazhab Hanafi adalah Asya’irah atau Maturidiyyah dan tidak terjadi perbedaan diantara mereka dan sejumlah besar dari Imam-imam terdahulu dari Mazhab Hanbali adalah Asya’irah. Ini adalah perhitungan secara garis besar. Adapun secara rinci, maka ulama pembesar dari umat Nabi Muhammad adalah dari golongan Asya’irah seperti Al-Baqilani, Al-Qusyairi, Abi Ishaq Asy-Syairazi, Abi Wafa Ibn ‘Aqil Al-Hanbali, Abi Muhammad Al-Juwaini, dan anaknya Abi Al-Ma’ali yaitu Imam Haramain, dan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, dan Qadhi Abu Bakar Ibn ‘Arabi, dan Fahkruddin ar-Razi, Ibnu ‘Asakir, ‘Izz Ibn Abdissalam, Ibnu Atsir, Imam ar-Rafi’i, Imam an-Nawawi, Imam Subki dan putra-putranya, al-Mizzy, al-‘Iraqi, Ibn Hajar al-Asqalani, Ibn Hajar al-Haitami, Imam Suyuthi dan masih banyak lagi yang tak terhingga dan terputus nafas untuk menyebutnya satu persatu dan akan menghabiskan kertas untuk menghitungnya.
Jika mereka yang telah kami disebutkan dan beberapa yang lain yang belum kami sebutkan bukan Ahlussunnah, maka siapalagi yang dikatakan sebagai Ahlussunnah dalam sejarah ?
Tidak ada lagi yang bisa dikatakan setelah itu kecuali: sesungguhnya mereka (Ahlussunnah) hanya khayalan yang dibuat oleh kebodohan zaman modern. Begitulah hakikat berbalik pada akhir zaman. Orang alim dituduh sebagai orang jahil dan ditinggalkan, dan sebaliknya, orang jahil dianggap berilmu dan mereka bertanya kepadanya, supaya ia sesat dan menyesatkan dan meruntuhkan sendi-sendi Islam satu persatu.
Kata pengantar Syeikh DR. Hasan Hitu untuk Kitab Ahlussunnah Asya'irah Syahadah Ummah wa Adillatuhum karangan Hamd Sinan dan Fauzi al-'Anjari, hal 5-8 Dar Dhiya` Kitab ini bisa di download di SINI
0 Komentar