Imam Qasthalani (851-923 H) adalah seorang ulama hadits yang bermazhab Syafii. Nama lengkap belioau adalah Syihabuddin Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakar bin Abdul Muluk bin Ahmad al-Qashthalani kelahiran kota kairo, Mesir.
Imam Qasthalani banyak meninggalkan karya kitab-kitab berharga antara lain:
- Mawahib Laduniyah, kitab tentang sejarah Nabi (4 jilid) yang kemudian di ringkas oleh Syeikh Yusuf an-Nabhani dengan kitab beliau Anwarul Muhammadiyah.
- Irsyadus Sari, Syarh Shahih Bukhari 10 jlid
- Minhaj al-Ibhaj, Syarh Muslim 8 jilid
- Al-is`ad fi Khulashah al-Irsyad Ibn Muqri, fi fiqh
- Kitab al-anwar fi Ad`iyah wa al-azkar (doa dan zikir)
- Mukhtashar lawami`
- Mukhtashar al-Dhau ul Lami` karangan Imam Shakhawi
- Ar-Raudh ah-Zahir fi Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani
- Lathaif Isyarah fin Funun al-Qiraah
- Masyari` al-Anwar al-Mudhiah fi Syarh Kaukab ad-Durriyah
- Yaghdhah Zawil i`tibar fi mau`idhah ahl i`tibar
- Maraqit ash-Shalat fi maqashid Shalat
- Madarid al-Muram fi maslak ash-Shiyam
- Al-u`qud Sunniyah
- dll
nah, bagaimana pandangan beliau tentang masalah maulid Rasulullah SAW, selaku beliau sebagai ulama ahli hadits. Berikut kita lihat nash beliau dalam kitab beliau tang terkenal Mawahib laduniyah jilid 1 hal 148 cet. Maktab al-Islami tahun 2004 :
ولا زال أهل الإسلام يحتفلون بشهر مولده عليه الصلاة والسلام، ويعملون الولائم، ويتصدقون في لياليه بأنواع الصدقات، ويظهرون السرور، ويزيدون في المبرات، ويعتنون بقراءة مولده الكريم، ويظهر عليهم من بركاته كل فضل عميم. ومما جرب من خواصه أنه أمان في ذلك العام، وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام، فرحم الله امرأ اتخذ ليالي شهر مولده المبارك أعيادًا، ليكون أشد علة على من في قلبه مرض وأعيى داء.
Senantiasalah umat Islam merayakan maulid pada bulan kelahiran Rasulullah SAW dan mengadakan walimah dan bershadaqah pada malamnya dengan berbagai macam shadaqah dan memperlihatkan perasaan senang dan menambah kebaikan dan mementingkan membaca maulid Nabi yang mulia dan dhahirlah bagi mereka dari barakah maulid tersebut pada setiap tahun. Dan sebagian hal yang terbukti dari keistimewaan maulid adalah mendapatkan keamanan pada tahun tersebut dan mendapat kebahagian dengan hasil cita-cita. Maka semoga Allah memberikan Rahmat kepada orang yang menjadikan malam bulan kelahiran Nabi yang penuh barakah sebagai hari raya supaya menjadi obat yang kuat bagi orang yang memiliki penyakit di hatinya.
Maka sangat jelaslah bahwa Imam al-Qasthalani memuji perayaan maulid dan beliau tidak sedikitpun menyebutnya sebagai suatu acara bid`ah dhalalah, mubazir, sesat dll sebagaimana di vonis oleh kaum-kaum yang merasa diri mereka lebih mengerti sunnah Nabi dari pada ulama-ulama ahli hadits terdahulu.
Maka pegangan kita selaku masyarakat awam (yang bukan mujtahid) adalah kepada para ulama-ulama terpercaya, maka bila mereka memfatwakan bahwa maulid itu boleh dan bahkan merupakan suatu acara yang baik maka kita tidak perlu fatwa-fatwa orang-orang yang keilmuan mereka jauh lebih tertinggal dari para ulama dahulu.
Baca juga artikel lain tentang maulid Nabi:
4 Komentar
saya pernah membaca sebuak kitab(buku) yang isinya Awal Mula Berkembangnya Peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
BalasHapuswasallam
Al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah (11\172) bahwa
Daulah Fathimiyyah ‘Ubaidiyyah nisbah kepada ‘Ubaidullah bin Maimun Alqadah Alyahudi
yang memerintah Mesir dari tahun 357 H-567 H. Merekalah yang pertama-tama merayakan
perayaan-perayaan yang banyak sekali diantaranya perayaan Maulid Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Keterangan ini ditulis juga oleh Al-Maqrizy dalam kitabnya Al-
Mawa’idz wal I’tibaar (1\490), dan Syaikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i mufti Mesir dalam
kitabnya Ahsanul Kalam fiima Yata’allaqu bissunnah wal Bid’ah minal Ahkam [halaman 44-
45], dan Syaikh ‘Ali Mahfudz menyetujui mereka dalam kitabnya yang baik Al-Ibdaa’ fii
Madhaarr Al-Ibtidaa’ [halaman 251] dan selain mereka masih banyak lagi. Jadi yang pertamatama
mensyariatkan perayaan ini mereka adalah orang-orang Zindiq (menampakkan
keislaman untuk menyembunyikan kekafiran) Al-‘Ubaidiyyun dari Syi’ah Rafidhah keturunan
Abdullah bin Saba Al-Yahudi. Mereka tidak mungkin melakukan yang demikian karena cinta
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi karena ada maksud lain yang
tersembunyi. bagaimana pendapat teungku.. terima kasih atas jawaban nya
wa`alaikum salam wr wb.
Hapuspertama tentang pernyataan Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wal Nihayah bahwa yang pertama sekali mengadakan maulid adalah Daulah Fathimiyah,
Memang benar, banyak beredar tulisan demikian,terumata di internet, orang yang menyebarkannya sama sekali tidak pernah mengecek kebenaran tulisan tersebut. Salah satu tokoh yang menyebarkan berita tersebut adalah Mufti Negri Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz dalam kitab Fatwanya, Hal Nahtafil, ia mengatakan bahwa :
وذكر الحافظ ابن كثير فى البداية والنهاية (11/172) ان الدولة الفاطمية - العبيدية المنتسبة الى عبيد الله بن ميمون القداح اليهودي- والتى حكمت مصر من (357هـ - 567 هـ) احدثوا احتفالات بايام كثيرة ومنها الاحتفال مولد النبي صلى الله عليه وسلم
"Imam Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa Nihayah (11/172) bahwa Daulah Fathimiyah-al-`Ubaidiyyah, nisbah kepada `Ubaid bin Maimun al-Qaddah al-Yahudi- yang berkuasa di Mesir dari tahun 357-567 H, mereka menciptakan beberapa perayaan, diantaranya perayaan Maulid Nabi SAW”
Ternyata, nash tersebut tidak di temukan dalam kitab Bidayah wan Nihayah, bahkan sebaliknya Imam Ibnu Katsir memuji Raja yang menghidupkan maulid, Raja al-Muzaffar sebagai seorang dermawan, pemimpin yang besar, serta raja yang mulia yang memiliki peninggalan yang baik.
Kitab Imam Ibnu Katsir tersebut, Al-Bidayah wan Nihayah dapat didonwload di website resmi Maktabah Syamilah,silahkan ke http://shamela.ws/index.php/book/23708
kitab tersebut dalam format box, format kitab dalam maktabah syamilah, sehingga dengan mudah bisa dilakukan pencarian kata. Silahkan tuliskan kata-kata yang dituduhkan kepada Imam Ibnu Katsir dan tekan opsi pencarian. Penipuan atas nama Imam Ibnu Katsir ini juga telah di bongkar oleh ulama Makkah, Sayyid Muhammad Alwi al-Hasani dalam kitab beliau Fatawa Aimmah A'lam haula Maulid Mustafa SAW.
Yang kedua, mengenai pernyataan Syeikh Bakhit al-Muthiy:
Hapusorang2 yang menyebarkan tulisan tersebut sama sekali tidak mengenal siapa itu Syeikh Bakhit al-Muthi dan kami yakin mereka juga tidak pernah membaca kitab Syeikh Bakhit tersebut. Kalau seandainya mereka mengenal Syeikh Bakhit, pasti mereka akan mencela beliau karena beliau adalah ulama Asyairah yang teguh menentang Ibnu Taimiyah, sedangkan kaum penolak maulid umumnya adalah menyesatkan para ulama Asyairah dan menngagung-agungkan Ibnu Taimiyah.
Alhamdulillah kami telah membacanya sampai habis, kitab tersebut sudah kami upload untuk di download di halaman kami di http://lbm.mudimesra.com/2014/02/donwload-kitab-ahsanul-kalam-fima.html
silahkan ke sana, di sina juga kami terangkan sedikit penjelasan beliau tentang maulid Nabi SAW.
Adapun yang terakhir, Syeikh Ali Mahfudh, kami juga telah memeriksa kitab beliau tersebut; Al-Ibdaa’ fii Madhaarr Al-Ibtidaa’ , dari hasil pemeriksaan kami, beliau adalah pengikut wahabi, sama halnya dengan Abdullah bin Bazz, maka kata2 beliau sama sekali tidak bisa di jadikan dalil, dan beliau bukanlah ulama besar seperti yang di dengungkan oleh mereka, beliau tidak sebanding dengan syeikh Bakhit yang Muthi'y yang masih di akui sebagai ulama besar oleh ulama Mesir sampai sekarang, dan bahkan kitab2 beliau di juluki sebagai Turatsnya al-Azhar.
Hapus