Aurat Wanita di Depan Wanita Kafirah

Aurat Wanita
Aurat merupakan bagian tubuh tertentu yang diperintahkan syara’ untuk menjaganya bagi setiap orang, kecuali bagi orang-orang tertentu yang dibolehkan dalam agama. Agama melarang kaum perempuan untuk menampakkan auratnya kepada kepada non muhrim atau suaminya. Adapun sesama wanita muslimah dibolehkan dalam agama selama masih dalam batasannya.

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya kalau yang melihat itu adalah wanita non muslim, begitu juga sebaliknya?

Jawab:
Larangan melihat aurat muslimah bagi kafirah dipahami para ulama dari ayat 31 surat An Nuur:
{أو نسائهن} [النور: 31]
Artinya: …atau bagi wanita-wanita mukmin …..

Menurut pendapat yang kuat (Ashah) bahwa haram terhadap wanita kafir (baik wanita kafir zimmiyah atau harbiyah) memandang aurat wanita muslimat. Maka wajib bagi muslimat untuk menutup auratnya dihadapan wanita kafir.
Adapun yang dibolehkan terlihat hanyalah bagian tubuh yang biasa tampak pada saat bekerja atau bertugas, misalnya lengan yang agak melewati pergelangan tangannya yang biasa tampak ketika sedang memasak, atau kedua tumitnya yang tampak ketika sedang berjalan. Karena bagian seperti ini dimaafkan.
Keharaman melihat bagi kafirah terhadap aurat wanita muslimah sealama si kafirah itu bukan mahram atau hamba sahaya bagi wanita muslimah, bila mahram atau hamba sahayanya maka boleh. Sedangkan apabila muslimah yang memandang kepada aurat si kafirah maka maka dibolehkan karena tidak menentang dengan ayat Allah SWT diatas.

Aurat laki-laki dan perempuan
Fatwa Abuya Muda Wali: Hukum Jilbab bagi Wanita


1. نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج ص 94 ج 6
(والأصح تحريم) (نظر) كافرة (ذمية) أو غيرها، ولو حربية (إلى مسلمة) فيلزم المسلمة الاحتجاب منها لقوله تعالى {أو نسائهن} [النور: 31] فلو جاز لها النظر لم يبق للتخصيص فائدة. وصح عن عمر - رضي الله عنه - منعه الكتابيات دخول الحمام مع المسلمات؛ ولأنها ربما تحكيها للكافر. والثاني لا يحرم نظرا إلى اتحاد الجنس كالرجال فإنهم لم يفرقوا فيهم بين نظر الكافر إلى المسلم وعكسه. نعم يجوز على الأول نظرها لما يبدو عند المهنة على الأشبه في الروضة كأصلها وهو المعتمد. وقيل للوجه والكفين فقط، ورجح البلقيني أنها معها كالأجنبي وصرح به القاضي وغيره، ثم محل ما تقرر حيث لم تكن الكافرة محرما أو مملوكة للمسلمة وإلا جاز لهما النظر إليها كما أفتى به المصنف في الثانية وبحثه الزركشي في الأولى، وهو ظاهر، وظاهر إيراد المصنف يقتضي أن التحريم على الذمية وهو صحيح إن قلنا بتكليف الكفار بفروع الشريعة وهو الأصح، وإذا كان حراما على الكافرة حرم على المسلمة التمكين منه؛ لأنها تعينها به على محرم.

1. نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج ص 94 ج 6
وأما نظر المسلمة إليها فمقتضى كلامهم جوازه وهو المعتمد لانتقاء العلة المذكورة في الكافرة وإن توقف الزركشي في ذلك، وقول ابن عبد السلام والفاسقة مع العفيفة كالكافرة مع المسلمة مردود كما قاله البلقيني وإن جزم به الزركشي

Post a Comment

11 Comments

  1. Apakah bagian bawah dagu termasuk aurat bagi wanita? Kalau iya, mohon ada pembahasan khusus ttg batasan aurat wanita terutama bagian wajah... Syukran

    ReplyDelete
  2. bagian bawah dagu merupakan aurat bagi wanita, krna ia bukan wajah. sehingga wajib di tutup :)

    ReplyDelete
  3. sy pernah dengar kalau telapak kaki itu bukan aurat (di luar shalat),apa benar itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. telapak kaki wanita termasuk aurat, sehingga bila terlihat telapak kaki wanita dalam shalat maka batal shalatnya

      Delete
  4. assalamu"alaikum
    Apakah suara wanita termasuk aurat,saya pernah dengar ada yang mengatakan bukan aurat ada juga yang mengatakan aurat
    mohon penjelasannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa`alaikum salam
      suara wanita bukan termasuk aurat menurut pendapat yg kuat..

      Delete
  5. assalamualaikum tgk.
    bersalaman/bersentuhan wanita dengan seorang ulama yang bukan mahram ada yang bilang diperbolehkan (tidak haram). benarkah? bila benar tolong sertakan ayat dan hadis yng berpendapat seperti itu... mohon jawabannya tgk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa`alaikum salam .

      Tidak ada yang mengatakan bahwa bersentuhan dengan wanita non mahram di bolehkan.
      berjabat tangan dengan wanita

      Delete
  6. maksudnya bersalaman tanpa ada lapik/hijab bagi keduanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah ada tulisan lbm ttg ini tgk http://lbm.mudimesra.com/2011/06/hukum-berjabat-tangan-dengan-wanita.html

      Delete
  7. ada yang mengatakan demikian tgk, yaitu salah seorang tgk perempuan yang mengajar ibu-ibu di desa (majlis taklim). beliau yang mengatakan perempuan boleh (tdk haram) berjabat tangan tanpa berlapik dengan ulama (yang bukan muhrim). saya menanyakan hal ini ke tgk krna saya tidak yakin dan setahu saya tidak ada pengecualian yang hukumnya tidak haram bila bersentuhan/salaman dengan seorang ulama (buka muhrim). saya mendengar demikian dari istri saya yang mengikuti pengajian itu. terimakasih jawabanya tgk.

    ReplyDelete