Sejarah Al-Suyuthi Mengarang Kitab Ulumul Qur'an

Ulumul Qur’an merupakan salah satu ilmu yang mesti dipelajari oleh mereka yang menekuni tafsir, karena antara dua ilmu itu saling mempunyai keterkaitan, mereka yang menekuni tafsir tanpa mempelajari ulumul Qur’an ibarat orang yang makan nasi tanpa lauk pauk, tentu tidak enak, begitu juga halnya mereka belajar tafsir tanpa ulumul Quran.

Salah satu kitab yang menjadi rujukan dalam ulumul Qur’an adalah kitab al-Itqan fi ulum al-Qur’an karangan al-Imam al-Suyuthi, dalam beliau mengarang kitab al-Itqan, al-Imam al-Suyuthi mempunyai latar belakang yang beliau ceritakan sendiri dalam kitabnya yaitu;

Ketika imam Suyuthi sedang dalam masa belajar beliau merasa heran kepada ulama-ulama terdahulu, mereka mengarang kitab ulumul hadist namun tidak mengarang kitab khusus yang membahas tentang ulumul qur’an. Kemudian setelah beberapa waktu beliau mendengar bahwa Imam al-Kafiji telah mengarang kitab ulumul qur’an namun dalam bentuk yang sangat kecil yang hanya berisi dua bab saja yaitu; bab pada menyebut makna tafsir, takwil, Qur’an, surat dan ayat, bab kedua menjelaskan syarat-syarat berpendapat pada al-Qur’an dengan menggunakan ra’yu(logika), kemudian khatimah pada menjelaskan adab-adab orang berilmu dan adab pelajar. Imam Suyuthi tidak merasa puas dengan kitab yang dikarang oleh imam al-Kafiji karena sedikitnya pembahasan.

Guru beliau imam al-Bulqini memberitahu kepada imam Suyuthi bahwa saudaranya yaitu qadhil qudhah Jalaluddin Abdurrahman bin Umar juga mengarang sebuah kitab tentang ulumul qur’an juga yang bernama mawaqiul ulum min mawaqi’ilnujum, dan kitab ini memiliki susunan yang bagus dan indah namun imam sayuthi belum juga merasa puas.

Sehingga akhirnya guru beliau imam al-Bulqini mengarang kitab khusus tentang ulumul Qur’an yang beliau beri nama sama dengan nama kitab saudaranya yaitu mawaqi’ul ‘ulum min mawaqi’ilnujum. Kitab ini berisi enam pembagian dalam 50 bab. karena kitab imam al-Bulqini pembahasanya ringkas maka imam Sayuthi mensyarah kitab tersebut yang beliau beri nama Al-Tahbir fi ulum al-Qur’an yang berisi 102 pembagian. Setelah selesai beliau mengarang kitab ini, imam Sayuthi hendak mengarang kitab yang lain dan beliau mengira beliaulah sendiri yang membahas panjang lebar dalam fan ulumul Qur’an. Ternyata beliau mendengar bahwa imam al-Zarkasyi telah mengarang kitab yang sama yaitu kitab al-Burhan fi ulumilqur’an yang berisi 47 pembaasan yang besar.

Ketika imam sayuthi mengetahui hal demikian beliau makin bertambah semangat untuk mengarang kitab ulumulqur’an yang langsung dari karya beliau sehingga akhirnya beliau mengarang kitab Al-Itqan fi ulumilqur’an yang berisi 80 bab berbentuk campuran namun jika di pisahkan maka akan mencapai 300 bab. Wallahu 'Alam.


Post a Comment

1 Comments